Rabu, 08 April 2009
BERKAT YANG TERSAMAR
Rabu, 18 Maret 2009
aikido n pertarungan
Aikido adalah budo, yang secara harafiah berarti jalan kesatriaan atau seni bela diri. Budo yang murni merupakan penggabungan antara pikiran, napas, dan jiwa. Budo akan termanifestasi berdasarkan hati si praktisi, bukan oleh tekniknya. Selain jalan ksatria, aikido juga bisa dimanfaatkan untuk kesehatan. Mempraktekkan Aikido sama halnya dengan Anda berlatih kardiovaskular karena gerakan-gerakannya bersifat konstan. Selain itu, untuk bisa menampilkan gerakan tertentu, Anda tentu butuh energi dan energi tersebut hanya akan mengalir maksimal jika Anda berada dalam posisi yang benar serta teknik bernapas yang benar.
Teknik dasar Aikido
Ketika berlatih Aikido, Anda perlu seorang sparing partner. Disebut, Uke (yang berinisiatif menyerang dan nage (yang bertahan dan menetralisasikan serangan) Berikut beberapa teknik dasar Aikido:
- Ikkyo; mengontrol penyerang dengan menempatkan satu tangan pada siku dan satu lagi dekat pergelangan tangan dengan memberikan tekanan untuk membanting penyerang ke tanah.
- Nikyo; menyeret uke dengan teknik kuncian pada pergelangan tangan, kemudian memutarnya sambil memberikan tekanan yang menyakitkan pada saraf.
- Sankyo; teknik memutar yang dimaksudkan untuk memberikan tekanan spiral pada seluruh lengan, termasuk siku dan bahu.
- Yonkyo; teknik penguasaan bahu dengan cengkeraman kedua tangan pada lengan bawah.
- Gokyo; variasi lain dari ikky, di mana tangan yang mencengkeram pergelangan tangan dibalikkan dan cukup efektif dalam upaya merebut senjata lawan.
- Shihonage atau bantingan empat arah.
- Kotegaeshi yang melibatkan sebuah bantingan sambil mengunci pergelangan yang menekankan pada otot pergelangan.
- Kokyonage, yang juga dikenal sebagai bantingan pernapasan.
- Iriminage atau bantingan dengan tubuh terlebih dahulu merangsek ke tubuh lawan.
- Tenchinage atau bantingan bumi dan langit
- Koshinage atau bantingan pinggul versi Aikido
- Kaitennage atau bantingan berputar, di mana nage menyapu lengan uke kembali hingga mengunci sendi bahu setelah nage menerapkan tekanan dorognan ke depan untuk membanting penyerang.
- Katai, yang mengarah pada latihan dasar dan lebih kepada pembangunan fondasi gerakan tubuh dan pernafasan;
- Yawarakai, melatih yang terserang untuk membelokkan serangan dan memadukan gerakan untuk menguasai penyerang atau situasi
- Kino-nagare, melibatkan latihan bagi yang terserang untuk menahan atau melawan serangan dengan memadukan gerakannya dengan penyerang bahkan sebelum melakukan kontak
- Ki, yang merupakan teknik aikido absolut dan melibatkan pembangunan sebuah hubungan dari ki atau spirit dari terserang dan penyerang.
Ingin berlatih aikido?
Semua teknik dasar aikido itu bisa dikombinasikan hingga ratusan gaya lainnya. Menguasai setiap teknik menuntut disiplin dan dedikasi. Tapi, Anda tidak akan bisa menjadi master Aikido hanya dengan menyaksikan -walau secara terus-menerus- seni beladiri ini melalui film atau televisi, termasuk media lain.
Satu-satunya cara bila Anda ingin disebut sebagai master Aikido, Anda harus mempelajarinya langsung dari seorang sensei. Ini berarti Anda mesti masuk ke dojo hingga kelas terakhir. Mungkin Anda bakal merasakan sedikit sakit akibat terjatuh dan terbanting berkali-kali di atas matras, tetapi itu semua akan terbayar bila Anda telah merasakan manfaatnya.
Jadi, tunggu apa lagi?
Senin, 29 Desember 2008
Kehidupan Sang Pendiri Aikido [3]
Kali ini, kita akan membicarakan masa muda pendiri Aikido, Morihei Ueshiba atau O-sensei (Great Teacher). O-sensei lahir pada tanggal 14 Desember 1883 (atau tanggal 16 November menurut penanggalan Jepang lama). Rumah tempat beliau lahir (yang sempat rusak), dibangun kembali pada tahun 1910 dan masih berdiri hingga saat ini. Rumah itu terletak di 441 Nishontani-mura, Nishimuro-gun, Wakayama-ken (mungkin bisa diartikan sebagai: Desa Nishontani nomer 441, Kecamatan Nishimuro, Kabupaten Wakayama). Keadaan rumah itu masih sama seperti saat beliau dilahirkan, dengan sumur dan juga sebuah kuil Kumano Gongenbun di belakang rumah.
Meski Ueshiba kecil tidak memiliki badan terlalu kuat, tapi semangatnya yang menggebu-gebu untuk mempelajari sesuatu sudah terlihat. Saat masih anak-anak, seringkali tiba-tiba ia merasa tidak enak badan dan wajahnya mendadak pucat. Ia pun lantas memutuskan untuk berbaring dan beristirahat. Namun, saat mendengar waktu belajar tiba, ia pun segera bangkit dan berteriak "us" atau "u".
Menurut cerita para tetua desa itu, O-sensei pertama kali bersentuhan dengan aktifitas fisik saat ia belajar menombak dari seorang nelayan bernama Shingo Suzuki. Sebagai seorang pemuda, dia banyak menghabiskan waktunya mempelajari seni menombak ikan. Saat inilah, kecintaan O-sensei terhadap tombak mulai muncul. Sehingga bukan suatu hal yang aneh, jika Sojutsu (teknik tombak) merupakan teknik favorit O-sensei setelah Taijutsu (teknik tangan kosong).
Saat menginjak usia 20-an, O-sensei juga mulai melakukan ritual Misogi (mengguyurkan air laut ke arah kepala, dengan tujuan menjernihkan tubuh dan pikiran). Ritual ini juga menjadi salah satu bentuk aktivitas yang beliau sukai, bahkan banyak penduduk desa yang melihat O-sensei tetap menjalankan ritual tersebut, meski berada di tengah tikaman dinginnya musim salju.
Kondisi daerah itu pada tahun 1880-an, tentu sangat berbeda dengan saat ini. Dahulu, perkampungan itu banyak dihuni oleh para petani dan nelayan. Dan keluarga Ueshiba merupakan salah satu dari sekian banyak petani di wilayah itu.
Saat masih kecil, O-sensei merupakan anak yang berbadan lemah. Hal itu lebih banyak disebabkan oleh rasa kasih sayang yang berlebihan dari kedua orang tuanya, atau menurut bahasa sekarang dikenal sebagai istilah over-protective.
Kondisi badan O-sensei kecil dapat dilihat dari penggambaran adik perempuannya, Kiku.
"Saat masih kecil badan kakak tidaklah terlalu kuat, tapi dia mempunyai ingatan yang sangat baik. Satu kali saja dia mendengat tentang sesuatu, pasti tidak akan lupa. Dia banyak mengurung dirinya di dalam kamar dan lebih senang membaca buku. Salah satu buku yang dia suka adalah kumpulan cerita sembilan pendekar China. Dia mengetahui cerita itu dari pendeta di kuil setempat.
Selain itu, dia juga suka Fisika dan Matematika. Setiap selesai membaca suatu hal tentang dua subyek itu, dia lantas menenggelamkan diri melakukan berbagai eksperimen. Saat itu ia berusia tujuh atau delapan tahun. Kakakku itu berbeda dengan anak yang lain, dia sangat suka membaca buku."