Sabtu, 29 November 2008

morihei ueshiba dari dekat sekal


Tulisan berikut diambil dari artikel berjudul "Founder Of Aikido" karya Doshu Kisshomaru Ueshiba yang dipublikasikan secara berseri dalam aiki news edisi 30 (bulan August 1978) sampai edisi 71 (bulan Juni 1986). Tercatat terdapat 42 seri tulisan mengenai kehidupan keseharian sang pendiri Aikido, Morihei Ueshiba. Dan berikut adalah beberapa nukilan kisah hidup sosok yang mendedikasikan hidupnya untuk beladiri tersebut.

Bagi seseorang seperti O-sensei, tidak ada hari yang berlalu tanpa latihan. Mulai dari bangun tidur pada pukul lima dini hari hingga beristirahat lagi pukul sembilan malam, O-sensesi selalu menempatkan dirinya secara fisik dan mental di dojo.

Di dalam dojo, O-sensei mengisi kegiatan dengan mengawasi dan melatih para muridnya. Beliau tidak pernah lelah mengajari murid-muridnya bahkan pada murid pemula sekalipun. Kadang di dojo itu juga, beliau mengumpulkan masyarakat dan kemudian mengadakan semacam seminar membahas tentang konsep aiki.

O-sensei memiliki murid-murid yang tersebar di seluruh Jepang. Maka bukan suatu hal yang aneh jika akhirnya beliau sering mengadakan perjalanan untuk memenuhi undangan mengajar dan mengisi seminar beladiri. Meski disibukkan dengan banyak acara, tapi pikiran beliau selalu tertambat di dojo. Bahkan seringkali lawatan beliau ke berbagai wilayah itu menghasilkan metode-metode mengajar yang baru. Beliau percaya bahwa satu hari saja terlewatkan tanpa latihan merupakan sebuah kemunduran, dan menerapkan disiplin keras seperti ini pada dirinya sendiri.

Sebuah pengalaman menarik yang diceritakan Hideo Takahashi, seorang rekan O-sensei, menggambarkan bagaimana gigihnya semangat beliau dalam mengajarkan aikido. Pada sebuah acara perayaan rampungnya pembangunan dojo bulan November 1967, Takahashi berkesempatan mengunjungi kediaman O-sensei. Kunjungannya itu bertujuan untuk menyerahkan sebuah cindera mata berupa papan besar bertuliskan kalimat-kalimat penghargaan bagi O-sensei.

Untuk menyambut datangnya rekannya itu, O-sensei yang sedang terjerat penyakit kanker lantas bangun dari tempat tidurnya. Beliau terlihat sangat gembira dengan hadiah dari Takahashi, dan obrolan ringan antara kedua rekan itupun segera terjalin dengan akrab.

Beberapa saat kemudian, O-Sensei meminta ijin pada Takahashi, ''Saya harus ke kebelakang dulu.'' O-sensei pun segera beranjak menuju kamar mandi yang berada di sebelah dojo.

Setelah berselang beberapa waktu, O-Sensei belum juga kembali dari kamar mandi. Karena penasaran, Takahashi lantas berusaha mencari tahu keberadaan beliau. Dalam upayanya mencari, di kejauhan samar-samar terdengar suara O-sensei dari dalam dojo. Takahashi pun segera melihat melalui jendela dojo dan tampak O-sensei sedang mengajar muridnya teknik suwari waza dengan semangat. ''Begini cara yang benar,'' kata O-sensei mantap. Takahashi pun terkejut, betapa O-sensei yang semula tergolek lemas di atas tempat tidur, beberapa saat kemudian sudah dengan antusias mengajar murid-muridnya di dojo. ''Benar-benar seperti dua orang yang berbeda,'' kata Takahashi kagum.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Ma'af saya tidak akan mengomentari artikel ini, yg akan saya komentari adalah tulisan anda tentang sejarah BAJ.
Perkenalkan nama saya Irwan, Ketua Aikido Bandung tahun 2000-2003.
Ijinkan saya untuk memberi masukan kepada anda mengenai masalah lahirnya BAJ karena setidaknya saya pernah terlibat didalamnya.
Pada saat Dojo Duel menyatakan ketertarikannya utk berlatih Aikido, saya beserta pengurus lainnya datang ke Duel ( belakang Telkom Pusat ).Kelanjutan dari pembicaraan tsb. adalah saya menugaskan salah seorang anggota utk melatih di Dojo Duel.Pd saat saya tidak aktif di Aikido krn tugas diluar Bdg, sy mendapat laporan bhw anggota sy tsb. membuat masalah sehingga sy menegur dia.Masalah yg ada semakin rumit,yg akhirnya anggota sy itu jg keluar dari Aikido dan berhenti berlatih di Duel.
Yg saya tangkap dari tulisan anda, setelah ditinggalkan pelatih, seolah2 kami tdk bertanggung jawab, sehingga anda mengatakan bahwa "organisasi " legal tidak mau mengakui keberadaan murid2.Bahkan karena tidak mendapat pengakuan dari manapun maka BAJ mengadakan Munas sendiri.Sebelum saya membuat tulisan ini saya cross cek dulu kpd mantan pengurus dahulu,1. apa benar setelah ditinggalkan pelatih, Aikido Bandung tidak memperhatikan dojo Duel ? Jawabnya adalah " TIDAK BENAR " 2. Apakah ada perwakilan dari murid2 yg datang untuk meminta pengakuan ke Aikido Bandung? Jawabnya " TIDAK ADA ".Jawaban yg saya peroleh adalah sepeninggal anggota saya tsb, pengurus yg lain menugaskan anggota lain utk tetap dapat melatih, bahkan dia TAHU kalau Dojo Duel sempat pindah ke Gedung Pos.Yang ingin saya tanyakan kepada Anda adalah : KAPAN dan KEPADA SIAPA anda memohon untuk diberikan pengakuan atas status anda???? Kalau anda mengatakan bahwa organisasi2 aikido diluar anda menganggap bahwa BAJ Aikido illegal saya tegaskan MEMANG BENAR !Kenapa??? karena kami mendengar bahwa anda "mengadakan MUNAS SENDIRI dan MENGANGKAT PELATIH Dan III " SENDIRI!!! Kalau itu benar apakah anda mengetahui ETIKA apa yg harus dipakai ? sebagai orang yg sama2 berkecimpung dalam dunia beladiri saya kira kita semua TAHU etika apa yg harus digunakan! Persoalan organisasi anda telah disyahkan melalui Notaris itu adalah sah-sah saja, tapi KALAU BENAR melalui Munas tsb. anda telah mengangkat pelatih DAN III SENDIRI menurut saya itu tidak tepat!Sebagai bahan renungan bagi anda, Aikido Dojo Unisba mempunyai masalah yg sama dengan BAJ.Mereka sama-sama ditinggalkan pelatih ( bahkan pelatihnya ASLI DAN III dari Jepang, Sensen Atsui Yamada )tetapi mereka TIDAK melakukan tindakan EKSTRIM dengan mengangkat pelatih sendiri dengan tingkatan DAN !!! Kenapa? karena mereka mempunyai ETIKA !!!Mereka mempunyai KEBESARAN HATI untuk MENDEKATI organisasi " legal " ( spt istilah yg anda tulis )dan saat ini mereka telah berada dibawah organisasi YIA.Kalau anda selama ini mencari pembenaran2 dgn mengatakan bhw tdk ada yg mau mengakui sehingga memutuskan sendiri, terus anda juga SERING mengutip artikel2 Aikido dan dgn mengatasnamakan kata "HARMONI" anda juga melakukan pembenaran2 tapi..,tapi pernahkah anda renungkan sampai dimana pengorbanan yg dilakukan oleh para Aikidoka di Bandung untuk mendapatkan tingkatan DAN ???? yg dimaksud dengan HARMONI adalah KITA MENYELARASKAN DIRI dengan ALAM ( LINGKUNGAN ) bukan ALAM yg HARUS menyelaraskan diri dengan KITA