Minggu, 14 Desember 2008

Kehidupan Sang Pendiri Aikido [2]

Tulisan berikut diambil dari artikel berjudul "Founder Of Aikido" karya Doshu Kisshomaru Ueshiba yang dipublikasikan secara berseri dalam aiki news edisi 30 (bulan August 1978) sampai edisi 71 (bulan Juni 1986). Tercatat terdapat 42 seri tulisan mengenai kehidupan keseharian sang pendiri Aikido, Morihei Ueshiba. Dan berikut adalah beberapa nukilan kisah hidup sosok yang mendedikasikan hidupnya untuk beladiri tersebut.

Banyak sisi dari kehidupan O-sensei yang terangkum dalam tulisan ini. Salah satunya adalah mengenai kebiasaan yang dilakukan O-sensei saat melakukan perjalanan dan berbagai kunjungan. Seperti kisah kali ini yang bertutur tentang pengalaman perjalanan O-sensei bersama salah satu muridnya, Gozo Shioda.

Suatu hari, O-sensei sedang mengadakan perjalanan rutin bersama Shioda dengan menggunakan kereta api. Saat itu, kereta sedang dalam kondisi lumayan ramai, sehingga para penumpang kereta berdiri berdesakan. Di tengah perjalanan itu, entah kenapa tiba-tiba salah seorang penumpang yang berdiri di samping O-sensei seperti tersentak dan mendadak berdiri mematung, tidak bergerak sama sekali. O-sensei pun lantas tertawa kecil.

Melihat kejadian itu, Shioda menyangka orang yang berdiri mematung itu adalah kenalan O-sensei. Perjalanan pun berlanjut, sedang orang yang berada di samping O-sensei tetap berada dalam posisinya, tidak bergerak sama sekali. Setelah kereta tiba di stasiun berikutnya, tiba-tiba O-sensei berkata, ''Baik, turunlah!'' Seketika itu juga orang itu bergerak cepat dan berlari turun dari kereta. Karena bingung, lantas Shioda pun bertanya pada O-sensei, ''Guru, siapa itu tadi?'' O-sensei dengan tersenyum mengatakan, ''Pencopet.''

Ternyata saat sang pencopet itu beraksi merogoh saku, O-sensei lantas mengunci tangannya sehingga sang pencopet pun berdiri kaku, tidak bisa bergerak. Tampaknya pencopet itu sedang tidak beruntung memilih calon korban. ''Apalagi saat itu O-sensei tidak membawa uang sama sekali,'' kata Shioda.

Memang sudah menjadi kebiasaan O-sensei tidak membawa uang saat melakukan perjalanan. Beliau selalu mempercayakan uang dan juga barang bawaannya pada siapa pun yang menjadi teman seperjalannya.

Selain terbiasa tidak membawa uang, O-sensei memiliki kebiasaan untuk datang di tempat tujuan satu jam lebih awal pada setiap jadwal perjalanannya. Meski begitu, tidak semua jadwal perjalanan yang sudah direncanakannya berjalan mulus. Kadang kala di saat-saat terakhir keberangkatan, O-sensei tiba-tiba memutuskan menunda kepergiannya. Mungkin karena intuisi yang sangat peka, beliau kadang membatalkan rencana perjalanan karena merasa akan mengalami kejadian yang tidak mengenakkan selama perjalanan.

Tidak ada komentar: